Loading...
Kabupaten Bungo

Berita

JIWA GURU LEBIH PENTING DARI METODE GURU

19 Feb 2019

Oleh : Arif Syaifullah

Guru adalah Profesi yang sangat mulia, Karena bukan hanya sekedar kesejahteraan dunia yang menjadi tujuan hidupnya, melainkan menjadi guru juga memiliki tujuan akhirat kelak, yaitu amal ibadah yang tak terputus pahalanya meskipun sang guru itu sudah tiada lagi. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :

Yang artinya : Dari pada Abu Hurairah Radhiallahu Anhu katanya,Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.(HR Muslim)

Dalam dunia belajar mengajar seorang guru tentunya akan di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif, inovatif dan profesional baik dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaanya maupun proses evaluasi pembelajaran guna dan tujuannya adalah agar nantinya menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan potensi yang di milikinya masing-masing.

Maka dalam pembentukan dan pendidikan seorang guru selalu akan di tekankan seorang guru harus mampu mengolah dan mengkombinasikan serta memvariasikan model, metode dan teknik pembelajaran. Namun terkadang kita lupa beberapa hal yang tak kalah penting nya dari itu semua yaitu Kejiwaan Guru atau Jiwa Gurunya.

Sebagaimana yang di sampaikan bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Kyai Dr. H.Syukri Zarkasyi, MA : At-thorikotu ahammu minal maddah wal mudarisu ahammu minat tharikoh wa ruhul mudaris ahammu minal mudarris yang artinya: Cara atau Metode itu lebih penting dari pada Materi (Materi pengajaran) dan Guru lebih penting dari Metode dan Ruh (Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari gurunya sendiri.

Maksud dari ungkapan tersebut adalah suatu profesi itu akan sukses jika di jalani sesuai dengan bakat, jiwa dan hobi seseorang, karena berapa banyak sarjana yang di kukuhkan untuk menjadi sesorang guru namun setibanya di lapangan rasanya hati tak nyaman bertemu dengan banyak murid, jika bertemu murid yang nakal dan bodoh perasaan hati ingin marah dan kesal. Maka berangkat dari sini lah mengapa di katakan jiwa guru itu penting untuk membentuk guru seutuhnya.


Leave a Reply