Oleh : Arif Syaifullah
Guru adalah Profesi yang sangat mulia, Karena bukan hanya sekedar kesejahteraan dunia yang menjadi tujuan hidupnya, melainkan menjadi guru juga memiliki tujuan akhirat kelak, yaitu amal ibadah yang tak terputus pahalanya meskipun sang guru itu sudah tiada lagi. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
Yang artinya : Dari pada Abu Hurairah Radhiallahu Anhu katanya,Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka
amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.(HR Muslim)
Dalam dunia belajar mengajar seorang guru tentunya akan
di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif, inovatif dan profesional baik dalam
proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaanya maupun proses evaluasi
pembelajaran guna dan tujuannya adalah agar nantinya menghasilkan peserta didik
yang mampu mengembangkan potensi yang di milikinya masing-masing.
Maka dalam pembentukan dan pendidikan seorang guru
selalu akan di tekankan seorang guru harus mampu mengolah dan mengkombinasikan
serta memvariasikan model, metode dan teknik pembelajaran. Namun terkadang kita
lupa beberapa hal yang tak kalah penting nya dari itu semua yaitu Kejiwaan Guru atau Jiwa Gurunya.
Sebagaimana yang di sampaikan bapak Pimpinan Pondok
Modern Darussalam Gontor Kyai Dr. H.Syukri Zarkasyi, MA : At-thorikotu ahammu minal maddah wal
mudarisu ahammu minat tharikoh wa ruhul mudaris ahammu minal mudarris yang artinya: Cara atau Metode itu lebih penting dari
pada Materi (Materi pengajaran) dan Guru lebih penting dari Metode dan Ruh
(Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari gurunya sendiri.
Maksud dari ungkapan tersebut adalah suatu profesi itu
akan sukses jika di jalani sesuai dengan bakat, jiwa dan hobi seseorang, karena
berapa banyak sarjana yang di kukuhkan untuk menjadi sesorang guru namun
setibanya di lapangan rasanya hati tak nyaman bertemu dengan banyak murid, jika
bertemu murid yang nakal dan bodoh perasaan hati ingin marah dan kesal. Maka
berangkat dari sini lah mengapa di katakan jiwa guru itu penting untuk
membentuk guru seutuhnya.
Leave a Reply